SIA-SIA DIGAJI JUTAAN, KALAU GURUNYA MASIH GAPTEK !
Kritikan
pedas dilontarkan pengamat pendidikan Indra Charismiadji terhadap kualitas guru
di Indonesia. Menurut dia, guru-guru di Indonesia mayoritas (maaf) berkualitas
rendah. Sedangkan yang berkualitas menengah sampai tinggi hanya sekitar 10
persen.
"Bagaimana
pendidikan di Indonesia bisa bagus kalau tenaga pendidiknya kompetensinya
rendah. Lembaga-lembaga internasional menempatkan kualitas pendidikan Indonesia
rata-rata rangking dua dari bawah," ujar Indra dalam sebuah seminar
nasional pendidikan.
Anehnya,
kata Indra, seluruh guru ramai-ramai meminta kenaikan gaji serta tunjangan
dengan alasan memuliakan tenaga pendidik. Sejumlah daerah, malah memberikan
tunjangan yang fantastis. Di DKI Jakarta, misalnya, gaji dan tunjangan guru
mencapai Rp 18 juta.
"Guru
di DKI dibayarkan Rp 18 juta, angka yang cukup tinggi. Yang jadi pertanyaan,
layakkah mereka mendapatkan gaji setinggi itu? Sementara dari data banyak guru
DKI yang tidak tahu soal komputer," sergahnya.
Lanjut
Indra, bila gurunya gagap teknologi alias gaptek, bagaimana bisa mengajarkan
siswa generasi abad 21. Itu artinya, pemerintah sia-sia mengeluarkan dana
ratusan juta untuk bayar gaji dan tunjangan guru.
"Saya
selaku pembayar pajak, jelas tidak rela karena dana yang kita bayarkan
diplotkan kepada guru-guru tidak berkualitas. Kalau guru-guru kita
berkompetensi tinggi, saya yang akan mencarikan sekolah internasional bagi
mereka dan dibayar tinggi," tandasnya.
Sumber Kuambil.com
Comments
Post a Comment